Kamis, 9 Oktober 2014 tim Penilai dari Propinsi dalam rangka lomba Budaya Hidup Bersih dan Sehat pada tahun 2014 ini kecamatan Purwojati khsusnya di desa Karangtalun Kidul Purwojati mewakili lomba tingkat propinsi Jawa Tengah.
Lomba dilihat dari budaya masyarakat setempat dalam membiasakan hidup bersih dan sehat. yang termasuk ditinjau adalah sekolah-sekolah di desa Karangtalun Kidul khususnya tingkat dasar yaitu terdiri dari 3 SD negeri dan 1 MI yaitu MI Muhammadiyah Karangtalun Kidul.
Dalam persiapan lomba ini sudah dipersiapkan dari jauh-jauh hari, agar masyarakat membiasakan hidup bersih/. Khususnya di MI Muhammadiyah Karangtallun Kidul sudah terbiasa gerakaan bersih dengan mencuci tangan bersama minimal seminggu sekali. Dan dalam menjaga kebersihan juga MI Muhammadiyah Karangtalun Kidul halaman dan ruangan belajar selalu terlihat bersih. Hal ini menandakan budaya hidup sehat di sekolah sudah terbiasa dilakukan. Hal ini biasa dilihat sangat bersih bila hari Rabu dan Jumat.
Desa karangtalun Kidul akan mewakli lomba ini semoga mendapat kemenangan, agar masyarakat lebih termotivasi terus untuk meningkatkan gata hidup sehat.
Liputan6.com, Jakarta Kabar meninggalnya komedian Djuhri Masdjan alias Jojon memang cukup mengejutkan. Satu lagi seniman terbaik Tanah Air tutup usia akibat serangan jantung koroner di RS Ramsey Premier, Jatinegara, Jakarta Timur, Kamis (6/3/2014) pukul 6.10 WIB. Sebelumnya, pelawak 66 tahun ini sempat berjuang melawan penyakit asma yang diidapnya sejak tahun 1980.
Tak ada yang berbeda dengan Jojon sepekan yang lalu. Dirinya masih aktif membintangi sinetron stripping SCTV, Emak Ijah Pengen ke Mekah. Baru pada Senin (3/3/2014) siang, Jojon merajuk minta dibawa ke rumah sakit. Asma yang 30 tahun lebih bersarang di tubuhnya itu membuat Jojon memutuskan untuk menginap di rumah sakit.
Tiga hari berselang, kondisi pelawak kelahiran Karawang, 5 Juni 1947 itu mulai menurun. Puncaknya pada Kamis (6/3/2014) dini hari. Ya, Jojon mengalami koma yang membuatnya tak sadarkan diri.
"Saya ditelepon 'cepat ke sini (rumah sakit), papa nih, cepat ke sini'. Jadi jam 23.00 WIB, saya langsung ke sana. Jam 1.00 WIB dia koma, labil jantungnya," ungkap Adi Jojon, anak sulung Jojon, saat ditemui di TPU Kebon Pedes, Bogor, Jawa Barat, Kamis (6/3/2014).
Semua anggota keluarga seperti sudah ada firasat yang kurang enak. Mereka menunggui Jojon hingga pagi hari. Akhirnya pada pukul 6.10 WIB, pemilik nama Djuhri Masdjan itu menghembuskan napas yang terakhir. Tangis keluarga pecah melepas kepergian kepala keluarga yang dihormatinya.
Jenazah pun kemudian diantar ke rumah duka di Imperial Golf Estate, Sentul City, Kabupaten Bogor. Setelah di semayamkan selama dua jam, jasad Jojon pun dibawa ke Masjid Al Munawwarah untuk disalatkan.
Pada pukul 13.20 WIB, mobil ambulans pembawa jenazah Jojon tiba di TPU Kebon Pedes. Ratusan warga sudah menunggu kedatangan pelawak yang identik dengan kumis ala Adolf Hitlernya ini. Sekitar lima menit berselang, akhirnya Jojon dibaringkan di peraduan yang terakhir.
"Ampunilah semua dosa papaku, segala kesalahan papaku, luaskan pintu kuburnya. Mudah-mudahan papa bisa menjawab semua pertanyaan di kubur dan diluaskan kuburnya," ucap Adi.
(mer)Tak ada yang berbeda dengan Jojon sepekan yang lalu. Dirinya masih aktif membintangi sinetron stripping SCTV, Emak Ijah Pengen ke Mekah. Baru pada Senin (3/3/2014) siang, Jojon merajuk minta dibawa ke rumah sakit. Asma yang 30 tahun lebih bersarang di tubuhnya itu membuat Jojon memutuskan untuk menginap di rumah sakit.
Tiga hari berselang, kondisi pelawak kelahiran Karawang, 5 Juni 1947 itu mulai menurun. Puncaknya pada Kamis (6/3/2014) dini hari. Ya, Jojon mengalami koma yang membuatnya tak sadarkan diri.
"Saya ditelepon 'cepat ke sini (rumah sakit), papa nih, cepat ke sini'. Jadi jam 23.00 WIB, saya langsung ke sana. Jam 1.00 WIB dia koma, labil jantungnya," ungkap Adi Jojon, anak sulung Jojon, saat ditemui di TPU Kebon Pedes, Bogor, Jawa Barat, Kamis (6/3/2014).
Semua anggota keluarga seperti sudah ada firasat yang kurang enak. Mereka menunggui Jojon hingga pagi hari. Akhirnya pada pukul 6.10 WIB, pemilik nama Djuhri Masdjan itu menghembuskan napas yang terakhir. Tangis keluarga pecah melepas kepergian kepala keluarga yang dihormatinya.
Jenazah pun kemudian diantar ke rumah duka di Imperial Golf Estate, Sentul City, Kabupaten Bogor. Setelah di semayamkan selama dua jam, jasad Jojon pun dibawa ke Masjid Al Munawwarah untuk disalatkan.
Pada pukul 13.20 WIB, mobil ambulans pembawa jenazah Jojon tiba di TPU Kebon Pedes. Ratusan warga sudah menunggu kedatangan pelawak yang identik dengan kumis ala Adolf Hitlernya ini. Sekitar lima menit berselang, akhirnya Jojon dibaringkan di peraduan yang terakhir.
"Ampunilah semua dosa papaku, segala kesalahan papaku, luaskan pintu kuburnya. Mudah-mudahan papa bisa menjawab semua pertanyaan di kubur dan diluaskan kuburnya," ucap Adi.